Collections

Collections

Kamis, 15 Maret 2012

Pemahaman Lintas Budaya di Nagari Koto Baru, Kec. Kota Baru, Kab. Dharmasraya.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1             Latar Belakang
Pemahaman lintas budaya dapat pula dikatakan Cross Cultural Understanding atau pluralism. Yang mana hal tersebut mempunyai istilah kesadaran berbhineka. Budaya merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam suatu daerah, karena budaya merupakan suatu kebiasaan yang ada disuatu daerah yang telah disesuaikan dengan bagaimana kehidupan masyarakat yang ada di daerah tersebut.
Pemahaman lintas budaya adalah memahami keragaman budaya yang ada disuatu daerah bahkan dunia sealigus damapk budaya tersebut terhadap kelangsungan sosial masyarakat dalam lingkup budaya tertentu. Oleh sebab itu penulis akan mendeskripsikan bagaimana pemahaman lintas budaya di Jorong Seberang Piruko Timur, Kenagarian Koto Baru, kecamatan Kota Baru, Kabupaten Dharmasraya.
1.2             Tujuan
Makalah ini merupakan tugas akhir dari mata kuliah “Cross Culture Understanding“. Selain itu, penulis menginginkan makalah ini menjadi suatu objek untuk memperkenalkan budaya-budaya yang ada di Dharmasraya khususnya di Kenagarian Koto Baru yang mana penulis telah mendeskripsikannya berdasarkan 7 unsur kebudayaan yang digagasi oleh Clyde kluckhon beserta contoh-contoh factual tentang Pemahaman Lintas Budaya tersebut.
 
BAB II
PEMBAHASAN

2.1Perkembangan Budaya di Jorong Seberang Piruko Timur, Kenagarian Koto Baru, Kecamatan Koto Baru, Kabupaten Dharmasraya

A.   Peralatan dan Perlengkapan Hidup
Peralatan dan perlengkapan hidup di Kenagarian Koto Baru sudah cukup lengkap mulai dari yang sederhana sampai yang modrn. Dengan adanya peralatan dan perlengkapan hidup ini tentu akan mempermudah mencapai tujuan yang diinginkan. Dahulunya masyarakat Nagari koto Baru menggunakan alat yang sederhana untuk memasak yaitu dengan kayu bakar, tetapi sekarang sudah lebih maju lagi yaitu dengan kompor, baik kompor minyak tanah maupun kompor gas.Tetapi ada sebagian masyarakat yang tidak mau menggunakan kompor untuk memasak. Ini dikarenakan, “kalau menggunakan kayu bakar masakannya lebih alami daripada menggunakan kompor” kata seorang warga di Koto Baru.
Seiring dengan berkembangnya zaman, berbagai macam transportasi sudah ada di Koto baru. Bahkan setiap kepala keluarga memiliki alat transportasi tersebut yaitu berupa sepeda motor dan mobil. Karena peralatan dan perlengkapan hidup di Koto Baru sudah canggih-canggih tentu akan membantu sekali bagi masyarakat danakan membuat lebih maju lagi.

B.   Mata Pencaharian dan Sistem Ekonomi
Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, masyarakat membutuhkan mata pencaharian. Masyarakat Kenagarian koto Baru pada dahulunya bermata pencaharian sebagai petani bagi kaum bapak dan kaum ibu hanya ibu rumah tangga dan ini menyebabkan system ekonomi yang kurang baik terhadap masyarakat koto Baru. Karena sistem ekonomi kurang baik maka banyak anak yang putus sekolah.
Dalam beberapa tahun ini, seiring berkembangnya Daerah Dharmasraya, maka membawa dampak yang positif bterhadap masyarakat. Masyarakat sudah bisa memanfaatkan potensi alam. Dahulu petani hanya menanam padi dan sayur-sayuran, kini sudah menanam sawit dan karet.Sehingga petani bisa menyekolahkan anak-anak mereka sampai ke jenjang perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta. Sekarang anak-anak petani tidak menjadi petani lagi tapi sudah ada yang berpropesi sebagai guru, perawat, dokter, dan lain sebagainya.

C.   Sistem Kemasyarakatan, Kekerabatan, Hukum, Perkawinan dan Organisasi politik
Sistem kemasyarakatan Masyarakat Kenagarian koto Baru tidak ada yang berubah sampai sekarang. Sistem kemasyarakatnnya masih mengambil dari garis keturunan ibu (Matrilineal) sehingga seorang pria tidak bisa menikah dengan wanita yang sesuku begitupun sebaliknya. Dengan kata lain, perkawinan yang dilakukan dengan suku yang sama dilarang oleh masyarakat Kenagarian Koto Baru. Apabila itu terjadi, maka akan di denda atau di usir dari nagari.
Segi organisasi politik di Kenagarian Koto Baru juga tidak berubah. Yang tidak pernah berubah sama sekali adalah Bundo Kanduang. Bundo Kanduang adalah panggilan wanita menurut adat. Organisasi politik yang hangat-hangatnya adalahbanyaknya bermunculan partai-partai politik.

D.   Bahasa Lisan dan Tulisan
Karena masyarakat Kenagarian Koto Baru, Kabupaten Dharmasraya hanya dihuni oleh masyarakat minang, maka bahasa berinteraksipun bahasa minang. Tetapi Kenagarian Koto Baru berbatasan dengan nagari lain yang dihuni oleh masyarakat Jawa, maka untuk berinteraksi menggunakan Bahasa Indonesia, tapi pada umumnya masyarakat Jawa tersebut sudah mengerti dengan bahasa minang.

E.   Kesenian
            Kesenian yang ada di Kenagarian Koto Baru sama halnya dengan kesenian masyarakat minang lainnya. Kesenian itu berupa Rabab, Saluang, Randai, Silat, dan berbagai macam kesenian lainnya, kesenian ini biasanya ditampilkan pada waktu-waktu tertentu seperti : Acara Penghulu, Pesta Perkawinan, Pesta Adat dan lainnya.
      Tetapi pada zaman sekarang, kesenian tradisional seperti diatas sudah banyk yang ditinggalkan oleh pemuda-pemudi Kenagarian Koto Baru. Pada malam hari mereka tidak lagi latihan Randai atau Silat, tetapi pemuda-pemudi tersebut lebih suka “Band” untuk mengisi waktunya.

F.   Pengetahuan
Pengetahuan masyarakat di Kenagarian Koto Baru dulunya tidak begitu luas, mereka tidak begitu memikirkannya. Mereka hanya sibuk mencari nafkah untuk keluarganya,  mungkin ini disebabkan karena belum masuknya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) ke Nagari Koto Baru. Jangankan Televisi, Radio pun hanya sedikit yang menggunakannya.
Namun pada saat sekarang ini, pengetahuan masyarakat sudah berkembang dengan baik. Ini dikarenakan sudah canggihnya zaman. Contohnya saja Televisi, hampir setiap rumah sudah punya televisi dan mereka pun sudah bisa melihat-lihat dunia  luar melalui TV tersebut. Bahkan sekarang sudah masuknya teknologi baru di Kenagarian Koto Baru yaitu Internet.


G.   Kepercayaan
Sistem kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Kenagarian Koto Baru percaya kepada Allah, dari dahulu sampai sekarang, namun ada sekitar 2% saja yang memeluk kepercayaan non-muslim. Masyarakat yang non-muslim ini hidup berkelompok dan mereka pun bukan orang asli Kenagarian Koto Baru, tetapi orang rantau yang ingin mengadu nasib di Kenagarian Koto Baru.

2.2Contoh-Contoh Factual Pemahaman Lintas Budaya di Jorong Seberang Piruko Timur, Kenagarian Koto Baru, Kecamatan Koto Baru, Kabupaten Dharmasraya

A.   Kelompok Sosial
Di Kenagarian Koto Baru hanya terdapat satu kelompok sosial masyarakat yaitu masyarakat minang, namun di Kecamatan Koto Baru terdapat dua kelompok sosial masyarakat yang memiliki kebudayaan yang berbeda yaitu masyarakat minang dan jawa. Untuk membentuk kelompok sosial yang baik dibuatlah aturan-aturan dalam nagari
Contoh:
·         Apabila ada masyarakat yang nikah satu suku maka orang tersebut akan dikenakan denda “satu ekor kerbau putih”.

Ini melambangkan bahwa perkawinan antara suku yang sama sangat di larang dalam adat istiadat. Satu ekor Kerbau Putih itu melambamgkan sesuatu yang tidak akan terjadi kecuali atas izin Allah.

B.   Perubahan Sosial
Seiring dengan berkembangnya zaman perubahan sosial pun tidak bisa dielakkan, namun perubahan sosial ini akan memberikan dampak terhadap masyarakat baik positif maupun negatif.
Contoh: Dahulu masyarakat Kenagarian Koto Barumenggunakan surat untuk menanyakan kabar familinya yang ada di rantau, tetapi sudah menggunakan telepon bahkan sekarang sudah bisa menatap secara langsung yaitu melalui handphone yang ada fasilitas 3G nya.

C.   Mobilitas Sosial
Mobilitas sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Mobilitas sosial terjadi pada semua masyarakat meskipun dengan kecepatan yang berbeda-beda.
Contoh:
·         Seorang petani padi beralih menjadi petani sawit, karena bertanam sawit lebih menjamin dari pada padi.
·         Dulu sinyal handphone hanya ada di kota, tapi kini telah menjangkau ke pelosok-pelosok desa.

D.   Differensiasi Sosial
Differinsiasi sosial adalah proses penempatan orang-orang dalam berbagai kategori sosial yang berbeda yang didasarkan pada perbedaan secara sosial.
Contoh:
·         Perkawinan campuranantara budaya minang dengab budaya Jawa. Biasanya kedua budaya tersebut  akan merundingkan tentang budaya mana yang akan dipakai untuk proses pernikahan tersebut.


E.   Konflik dan Integrasi Sosial
Konflik dan integrasi sosial terjadi karena adanya perbedaan kebudayaan. Perbedaan-perbedaan ini bisa berupa perbedaan system kepercayaan, ciri-ciri fisik, pengetahuan, dan bisa juga berupa perbedaan adat istiadat. Integrasi sosial merupakan pengendalian dari konflik yg terjadi akibat perbedaan-perbedaan tersebut dan penyimpangan dalam suatu system sosial dan menyatukan unsur-unsur dalam masyarakat yang beraneka ragam.
Contoh:
·         Perkawinan campuran antara anggota masyarakat budaya Minang dengan budaya Jawa. Biasanya kedua anggota masyarakat tersebut akan merundingkan tentang budaya mana yang akan di pakai untuk proses pernikahan tersebut.

F.   Modernisasi dan Globalisasi
Modernisasi merupakan suatu proses perubahan dari seluruh  aspek kehidupan dari tradisional ke modrn atau suatu proses transfirmasi total dari aspek kehidupan masyarakat. Sedangkan Globalisasi merupakan suatu proses peningkatan antara manusia dan antara bangsa di dunia melalui berbagai aspek seperti perdagangan, invertasi, dan pendidikan sebagai dampak dari kemajuan IPTEK diseluiruh penjuru dunia.
Contoh:
Ø  Modernisasi
·         Dulu kaum ibu memasak menggunakan kayu bakar tapi sekarang sudah menggunakan kompor gas
·         Dulu petani membajak sawah dengan sapi atau kerbau tapi sekarang sudah menggunakan mesin bajak.
Ø  Globalisasi
·         Kaum laki-laki sudah banyak memakai assesoris wanita gelang, kalung, berambut panjang, dan lain-lain
·         Kaum wanita tidak lagi melihat norma-norma dalam berpakaian.


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
            Berdasarkan penjelasan di atas, kita dapat mengetahui sedikit banyaknya budaya di Jorong Seberang Piruko Timur, Kenagarian Koto Baru, Kecamatan Koto Baru, Kabupaten Dharmasraya yang mempunyai kebudayaan yang sangat menarik. Masyarakat pada umumnya bermata pencaharian sebagai petani, disamping itu masyarakat pada umumnya beragama Islam dan memiliki sifat gotong royong yang tinggi. Tapi seiring berjalannya waktu banyak perubahan yang terjadi pada masyarakat, contohnya saja dulu masyarakat menggunakan alat serba tradisional, tetapi sekarang serba menggunakan alat teknologi yang sangt membantu masyarakat dalam memudahkan pekerjaan mereka.
            Walaupun perubahan itu terjadi masyarakat di Jorong Seberang Piruko Timur, Kenagarian Koto Baru, Kecamatan Koto Baru, Kabupaten Dharmasraya selalu berpijak pada aturan adat Minang Kabau.

3.2 Saran
Dalam proses pembuatan makalah ini, penulis menyadari akan kekurangan sebagaimana kodratnya sebagai manusia, bawa manusia tidak uput dari sifat khilaf dan sesungguhnya kesempurnaan hanya milik Allah. Demi kesempurnaan makalah ini, penulis menerima dengan tangan terbuka semua  masukan berupa kritik dan saran yang sifatnya membangun.
 
DAFTAR PUSTAKA

Gallois, Cythia. Victor Callen. 1997. Communication And Culture.A  Guide For Practice. The University of Queensland Australia. Willey.
Maryati, Kun dan Juju Suryawati. 2007. Sosiologi SMA dan MA KELAS XII Eralangga. Jakarta

0 komentar:

Posting Komentar