PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pemahaman lintas budaya dapat pula
dikatakan Cross Cultural Understanding atau pluralism. Yang mana hal tersebut
mempunyai istilah kesadaran berbhineka. Budaya merupakan salah satu hal yang
sangat penting dalam suatu daerah, karena budaya merupakan suatu kebiasaan yang
ada disuatu daerah yang telah disesuaikan dengan bagaimana kehidupan masyarakat
yang ada di daerah tersebut.
Pemahaman lintas budaya adalah memahami
keragaman budaya yang ada disuatu daerah bahkan dunia sealigus damapk budaya
tersebut terhadap kelangsungan sosial masyarakat dalam lingkup budaya tertentu.
Oleh sebab itu penulis akan mendeskripsikan bagaimana pemahaman lintas budaya di Jorong Seberang Piruko Timur, Kenagarian
Koto Baru, kecamatan Kota Baru, Kabupaten Dharmasraya.
1.2
Tujuan
Makalah
ini merupakan tugas akhir dari mata kuliah “Cross Culture Understanding“.
Selain itu, penulis menginginkan makalah ini menjadi suatu objek untuk
memperkenalkan budaya-budaya yang ada di Dharmasraya khususnya di Kenagarian
Koto Baru yang mana penulis telah mendeskripsikannya berdasarkan 7 unsur
kebudayaan yang digagasi oleh Clyde kluckhon beserta contoh-contoh factual
tentang Pemahaman Lintas Budaya tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1Perkembangan
Budaya di Jorong Seberang Piruko Timur, Kenagarian Koto Baru, Kecamatan Koto
Baru, Kabupaten Dharmasraya
A. Peralatan
dan Perlengkapan Hidup
Peralatan
dan perlengkapan hidup di Kenagarian Koto Baru sudah cukup lengkap mulai dari
yang sederhana sampai yang modrn. Dengan adanya peralatan dan perlengkapan
hidup ini tentu akan mempermudah mencapai tujuan yang diinginkan. Dahulunya
masyarakat Nagari koto Baru menggunakan alat yang sederhana untuk memasak yaitu
dengan kayu bakar, tetapi sekarang sudah lebih maju lagi yaitu dengan kompor,
baik kompor minyak tanah maupun kompor gas.Tetapi ada sebagian masyarakat yang
tidak mau menggunakan kompor untuk memasak. Ini dikarenakan, “kalau menggunakan
kayu bakar masakannya lebih alami daripada menggunakan kompor” kata seorang
warga di Koto Baru.
Seiring
dengan berkembangnya zaman, berbagai macam transportasi sudah ada di Koto baru.
Bahkan setiap kepala keluarga memiliki alat transportasi tersebut yaitu berupa
sepeda motor dan mobil. Karena peralatan dan perlengkapan hidup di Koto Baru
sudah canggih-canggih tentu akan membantu sekali bagi masyarakat danakan
membuat lebih maju lagi.
B. Mata
Pencaharian dan Sistem Ekonomi
Untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, masyarakat membutuhkan mata pencaharian.
Masyarakat Kenagarian koto Baru pada dahulunya bermata pencaharian sebagai
petani bagi kaum bapak dan kaum ibu hanya ibu rumah tangga dan ini menyebabkan
system ekonomi yang kurang baik terhadap masyarakat koto Baru. Karena sistem
ekonomi kurang baik maka banyak anak yang putus sekolah.
Dalam
beberapa tahun ini, seiring berkembangnya Daerah Dharmasraya, maka membawa
dampak yang positif bterhadap masyarakat. Masyarakat sudah bisa memanfaatkan
potensi alam. Dahulu petani hanya menanam padi dan sayur-sayuran, kini sudah
menanam sawit dan karet.Sehingga petani bisa menyekolahkan anak-anak mereka
sampai ke jenjang perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta. Sekarang
anak-anak petani tidak menjadi petani lagi tapi sudah ada yang berpropesi
sebagai guru, perawat, dokter, dan lain sebagainya.
C. Sistem
Kemasyarakatan, Kekerabatan, Hukum, Perkawinan dan Organisasi politik
Sistem
kemasyarakatan Masyarakat Kenagarian koto Baru tidak ada yang berubah sampai
sekarang. Sistem kemasyarakatnnya masih mengambil dari garis keturunan ibu
(Matrilineal) sehingga seorang pria tidak bisa menikah dengan wanita yang
sesuku begitupun sebaliknya. Dengan kata lain, perkawinan yang dilakukan dengan
suku yang sama dilarang oleh masyarakat Kenagarian Koto Baru. Apabila itu
terjadi, maka akan di denda atau di usir dari nagari.
Segi
organisasi politik di Kenagarian Koto Baru juga tidak berubah. Yang tidak
pernah berubah sama sekali adalah Bundo Kanduang. Bundo Kanduang adalah
panggilan wanita menurut adat. Organisasi politik yang hangat-hangatnya
adalahbanyaknya bermunculan partai-partai politik.
D. Bahasa
Lisan dan Tulisan
Karena
masyarakat Kenagarian Koto Baru, Kabupaten Dharmasraya hanya dihuni oleh
masyarakat minang, maka bahasa berinteraksipun bahasa minang. Tetapi Kenagarian
Koto Baru berbatasan dengan nagari lain yang dihuni oleh masyarakat Jawa, maka
untuk berinteraksi menggunakan Bahasa Indonesia, tapi pada umumnya masyarakat
Jawa tersebut sudah mengerti dengan bahasa minang.
E. Kesenian
Kesenian yang ada di Kenagarian Koto
Baru sama halnya dengan kesenian masyarakat minang lainnya. Kesenian itu berupa
Rabab, Saluang, Randai, Silat, dan berbagai macam kesenian lainnya, kesenian
ini biasanya ditampilkan pada waktu-waktu tertentu seperti : Acara Penghulu,
Pesta Perkawinan, Pesta Adat dan lainnya.
Tetapi pada zaman sekarang, kesenian
tradisional seperti diatas sudah banyk yang ditinggalkan oleh pemuda-pemudi
Kenagarian Koto Baru. Pada malam hari mereka tidak lagi latihan Randai atau
Silat, tetapi pemuda-pemudi tersebut lebih suka “Band” untuk mengisi waktunya.
F. Pengetahuan
Pengetahuan
masyarakat di Kenagarian Koto Baru dulunya tidak begitu luas, mereka tidak
begitu memikirkannya. Mereka hanya sibuk mencari nafkah untuk keluarganya, mungkin ini disebabkan karena belum masuknya
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) ke Nagari Koto Baru. Jangankan Televisi,
Radio pun hanya sedikit yang menggunakannya.
Namun
pada saat sekarang ini, pengetahuan masyarakat sudah berkembang dengan baik.
Ini dikarenakan sudah canggihnya zaman. Contohnya saja Televisi, hampir setiap
rumah sudah punya televisi dan mereka pun sudah bisa melihat-lihat dunia luar melalui TV tersebut. Bahkan sekarang
sudah masuknya teknologi baru di Kenagarian Koto Baru yaitu Internet.
G. Kepercayaan
Sistem
kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Kenagarian Koto Baru percaya kepada
Allah, dari dahulu sampai sekarang, namun ada sekitar 2% saja yang memeluk
kepercayaan non-muslim. Masyarakat yang non-muslim ini hidup berkelompok dan
mereka pun bukan orang asli Kenagarian Koto Baru, tetapi orang rantau yang
ingin mengadu nasib di Kenagarian Koto Baru.
2.2Contoh-Contoh
Factual Pemahaman Lintas Budaya di Jorong Seberang Piruko Timur, Kenagarian
Koto Baru, Kecamatan Koto Baru, Kabupaten Dharmasraya
A. Kelompok
Sosial
Di Kenagarian
Koto Baru hanya terdapat satu kelompok sosial masyarakat yaitu masyarakat
minang, namun di Kecamatan Koto Baru terdapat dua kelompok sosial masyarakat
yang memiliki kebudayaan yang berbeda yaitu masyarakat minang dan jawa. Untuk
membentuk kelompok sosial yang baik dibuatlah aturan-aturan dalam nagari
Contoh:
·
Apabila ada masyarakat yang nikah satu
suku maka orang tersebut akan dikenakan denda “satu ekor kerbau putih”.
Ini melambangkan bahwa perkawinan antara suku yang
sama sangat di larang dalam adat istiadat. Satu ekor Kerbau Putih itu
melambamgkan sesuatu yang tidak akan terjadi kecuali atas izin Allah.
B.
Perubahan Sosial
Seiring dengan berkembangnya zaman
perubahan sosial pun tidak bisa dielakkan, namun perubahan sosial ini akan
memberikan dampak terhadap masyarakat baik positif maupun negatif.
Contoh:
Dahulu masyarakat Kenagarian Koto Barumenggunakan surat untuk menanyakan kabar
familinya yang ada di rantau, tetapi sudah menggunakan telepon bahkan sekarang
sudah bisa menatap secara langsung yaitu melalui handphone yang ada fasilitas
3G nya.
C. Mobilitas
Sosial
Mobilitas
sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial.
Mobilitas sosial terjadi pada semua masyarakat meskipun dengan kecepatan yang
berbeda-beda.
Contoh:
·
Seorang petani padi beralih menjadi
petani sawit, karena bertanam sawit lebih menjamin dari pada padi.
·
Dulu sinyal handphone hanya ada di kota,
tapi kini telah menjangkau ke pelosok-pelosok desa.
D. Differensiasi
Sosial
Differinsiasi
sosial adalah proses penempatan orang-orang dalam berbagai kategori sosial yang
berbeda yang didasarkan pada perbedaan secara sosial.
Contoh:
·
Perkawinan campuranantara budaya minang
dengab budaya Jawa. Biasanya kedua budaya tersebut akan merundingkan tentang budaya mana yang
akan dipakai untuk proses pernikahan tersebut.
E. Konflik
dan Integrasi Sosial
Konflik
dan integrasi sosial terjadi karena adanya perbedaan kebudayaan.
Perbedaan-perbedaan ini bisa berupa perbedaan system kepercayaan, ciri-ciri
fisik, pengetahuan, dan bisa juga berupa perbedaan adat istiadat. Integrasi
sosial merupakan pengendalian dari konflik yg terjadi akibat
perbedaan-perbedaan tersebut dan penyimpangan dalam suatu system sosial dan
menyatukan unsur-unsur dalam masyarakat yang beraneka ragam.
Contoh:
·
Perkawinan campuran antara anggota
masyarakat budaya Minang dengan budaya Jawa. Biasanya kedua anggota masyarakat
tersebut akan merundingkan tentang budaya mana yang akan di pakai untuk proses
pernikahan tersebut.
F. Modernisasi
dan Globalisasi
Modernisasi
merupakan suatu proses perubahan dari seluruh
aspek kehidupan dari tradisional ke modrn atau suatu proses transfirmasi
total dari aspek kehidupan masyarakat. Sedangkan Globalisasi merupakan suatu
proses peningkatan antara manusia dan antara bangsa di dunia melalui berbagai
aspek seperti perdagangan, invertasi, dan pendidikan sebagai dampak dari
kemajuan IPTEK diseluiruh penjuru dunia.
Contoh:
Ø Modernisasi
·
Dulu kaum ibu memasak menggunakan kayu
bakar tapi sekarang sudah menggunakan kompor gas
·
Dulu petani membajak sawah dengan sapi
atau kerbau tapi sekarang sudah menggunakan mesin bajak.
Ø Globalisasi
·
Kaum laki-laki sudah banyak memakai
assesoris wanita gelang, kalung, berambut panjang, dan lain-lain
·
Kaum wanita tidak lagi melihat norma-norma
dalam berpakaian.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas, kita
dapat mengetahui sedikit banyaknya budaya di Jorong Seberang Piruko Timur,
Kenagarian Koto Baru, Kecamatan Koto Baru, Kabupaten Dharmasraya yang mempunyai
kebudayaan yang sangat menarik. Masyarakat pada umumnya bermata pencaharian
sebagai petani, disamping itu masyarakat pada umumnya beragama Islam dan
memiliki sifat gotong royong yang tinggi. Tapi seiring berjalannya waktu banyak
perubahan yang terjadi pada masyarakat, contohnya saja dulu masyarakat menggunakan
alat serba tradisional, tetapi sekarang serba menggunakan alat teknologi yang
sangt membantu masyarakat dalam memudahkan pekerjaan mereka.
Walaupun perubahan itu terjadi
masyarakat di Jorong Seberang Piruko Timur, Kenagarian Koto Baru, Kecamatan
Koto Baru, Kabupaten Dharmasraya selalu berpijak pada aturan adat Minang Kabau.
3.2
Saran
Dalam proses pembuatan makalah ini, penulis menyadari akan kekurangan
sebagaimana kodratnya sebagai manusia, bawa manusia tidak uput dari sifat
khilaf dan sesungguhnya kesempurnaan hanya milik Allah. Demi kesempurnaan
makalah ini, penulis menerima dengan tangan terbuka semua masukan berupa kritik dan saran yang sifatnya
membangun.
DAFTAR PUSTAKA
Gallois, Cythia.
Victor Callen. 1997. Communication And
Culture.A Guide For Practice. The
University of Queensland Australia. Willey.
Maryati, Kun dan
Juju Suryawati. 2007. Sosiologi SMA dan
MA KELAS XII Eralangga. Jakarta
0 komentar:
Posting Komentar